Alzheimer adalah penyakit degeneratif progresif otak yang menyebabkan gangguan berpikir dan mengingat serius. Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia (sindrom yang terdiri dari sejumlah gejala yang termasuk kehilangan memori, penilaian dan penalaran, dan perubahan suasana hati, perilaku dan kemampuan komunikasi).
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi oleh Dr Alois Alzheimer pada tahun 1906. Dia menggambarkan dua ciri khusus alzheimer: banyak deposit padat kecil yang tersebar di seluruh otak sehingga menjadi racun bagi sel-sel otak dan kekusutan yang mengganggu proses vital sel-sel hidup. Sel-sel otak menyusut dan mati sehingga volume otak berkurang tajam di beberapa daerah. Penyusutan ini terus berlanjut dari waktu ke waktu sehingga memengaruhi kemampuan otak.
Alzheimer berkembang dan memengaruhi area otak yang berbeda, sehingga menimbulkan beragam gangguan kemampuan dan/atau perilaku. Kehilangan kemampuan tersebut umumnya bersifat permanen. Hingga saat ini belum ditemukan cara untuk memulihkannya. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa proses belajar kembali untuk beberapa jenis kemampuan masih mungkin dilakukan.
Gejala
Berikut adalah 10 gejala utama penyakit Alzheimer:
1. Kehilangan memori bertahap. Adalah normal bila sesekali lupa dengan janji atau nama orang dan kemudian mengingatnya lagi. Penderita penyakit Alzheimer lebih sering lupa dengan hal-hal seperti itu dan tidak mengingatnya kembali, terutama bila baru terjadi. Masyarakat awam menyebutnya “pikun”.
2. Kesulitan melaksanakan tugas rutin. Gagal melakukan secara tuntas hal-hal yang biasa dilakukan seperti menyiapkan masakan, mengelola anggaran rumah tangga atau melakukan ibadah.
3. Gangguan penilaian. Kesulitan menilai situasi sehingga, misalnya, tidak mengakui masalah medis yang perlu perhatian atau mengenakan pakaian tebal di hari yang panas.
4. Disorientasi ruang dan waktu. Sering lupa dengan waktu dan mudah tersesat. Ketika berjalan, penderita tidak tahu bagaimana sampai di sana dan caranya pulang ke rumah.
5. Masalah dengan bahasa. Lupa dengan kata-kata sederhana atau kata-kata pengganti sehingga kalimatnya sulit dimengerti.
6. Masalah dengan pemikiran abstrak. Memiliki kesulitan yang signifikan dengan tugas-tugas yang bersifat abstrak seperti menghitung pengembalian uang atau membuat rencana tindakan.
7. Salah menaruh barang. Meletakkan sesuatu di tempat yang tidak semestinya seperti: baju di kulkas atau kacamata di cangkir kopi.
8. Perubahan suasana hati dan perilaku. Memperlihatkan perubahan suasana hati yang bervariasi dari tenang menjadi menangis atau marah tanpa alasan yang jelas.
9. Perubahan kepribadian. Mudah bingung, khawatir, curiga atau menarik diri dari pergaulan, bersikap apatis, atau bertindak di luar karakternya. Dua pertiga penderitanya mengalami gejala depresi dan sekitar 20% menunjukkan agresi, terutama pada pasien laki-laki. Mereka juga dapat mengalami halusinasi, delusi (keyakinan palsu) dan paranoid.
10. Kehilangan inisiatif. Menjadi sangat pasif dan memerlukan isyarat dan dorongan untuk terlibat.
4.09.2011
Alzheimer, Penyakit Penuaan Yang Belum Ada Obatnya
Multiple Sclerosis: Penyakit yang Aneh
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit yang memengaruhi orang dewasa muda. Penyakit ini biasanya dimulai antara usia 20 dan 50 tahun dan dua kali lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada laki-laki. Sekitar 20% orang yang terkena MS memiliki kerabat dekat yang juga dipengaruhi oleh penyakit ini.
Apa penyebab MS?
Multiple sclerosis adalah salah satu gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan salah sasaran karena melihat sel-sel tubuh sendiri sebagai benda asing dan menyerangnya. Pada MS, tubuh menyerang mielin yaitu selubung yang melindungi serabut saraf pada sistem saraf pusat. Hasilnya adalah beberapa (multiple) cedera yang menimbulkan bekas luka (sclerosis = pengerasan).
Mielin berfungsi mempercepat transfer informasi. Tanpa selubung ini, transmisi informasi saraf dari otak ke seluruh tubuh secara bertahap melambat atau terhambat. Hal ini menyebabkan gangguan saraf motorik dan saraf sensorik.
Bagaimana kita bisa mengenali MS?
Gejala dan tanda-tanda multiple sclerosis sangat bervariasi, tergantung pada bagian sistem saraf pusat yang terkena. Setiap penderita mengalami gejala klinis dan perkembangan penyakit yang berbeda-beda. Semua unsur fisik, sensorik dan motorik mungkin akan terpengaruh pada berbagai derajat. Kebanyakan penderita MS mengalami lebih dari satu gejala. Gejala-gejala berikut umum terjadi pada banyak orang, tapi tidak seorang pun mempunyai semua gejala secara bersamaan:
* Gangguan penglihatan: penglihatan kabur, penglihatan ganda/berbayang (diplopia), tiba-tiba buta di salah satu mata, gerakan mata yang tak terkontrol, buta total (sangat jarang terjadi).
* Gejala motorik: Kelemahan otot lokal yang menghalangi gerakan, kesulitan mengontrol gerakan, gemetar.
* Gangguan sensibilitas: pengurangan sensitivitas di beberapa bagian tubuh, kekakuan, gatal-gatal atau nyeri lokal singkat, perasaan tersengat listrik.
* Gejala kognitif: masalah dengan beberapa fungsi otak seperti memori, gangguan perhatian, dll
* Gangguan urin: inkontinensia.
* Gangguan keseimbangan dan koordinasi: kehilangan keseimbangan.
MS adalah penyakit yang hilang-timbul, dengan gejala-gejala muncul dalam siklus diselingi masa antara tanpa gejala (asimtomatik). Namun ada juga bentuk MS yang berkembang dengan lambat dan evolutif. Dalam hal ini, kemajuan gejala lambat, tetapi terus-menerus dan tanpa periode asimtomatik.
MS adalah penyakit yang sangat tidak menentu dan tak terduga. Seseorang dengan MS dapat kambuh serius dan memburuk sehingga tampaknya harus selalu memakai kursi roda, lalu tiba-tiba membaik dan dapat berjalan lagi. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam kasus tertentu untuk memprediksi perkembangan penyakit tersebut (kesembuhan lengkap, kesembuhan sementara, memburuk, dll).
Bagaimana mengobatinya?
Multiple sclerosis sampai saat ini masih belum dapat disembuhkan, tetapi tidak mematikan. Ada pengobatan yang memungkinkan untuk menunda perkembangan penyakit ini dan mengurangi sebaran, intensitas dan durasi gejala. Suntikan kortikosteroid dapat digunakan untuk keperluan ini.
Pengobatan imunosupresif kadang-kadang digunakan tetapi memiliki kekurangan karena sering menimbulkan efek samping. Pengobatan MS dilakukan secara multidisiplin yang melibatkan setidaknya satu ahli saraf dan seorang dokter rehabilitasi.
info : http://majalahkesehatan.com/multiple-sclerosis-penyakit-yang-aneh/
5.30.2010
Olahraga Juga Ada Aturannya!
RUTIN berolahraga tak hanya membuat tubuh senantiasa fit. Olahraga juga bisa memberikan bonus bagi kulit. Rajin berolahraga dapat membuat kulit lebih kencang dan tampak segar.
Olahraga kardio membantu kulit menyimpan nutrisi lebih baik lalu mengedarkannya melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Tak ada yang menyangkal manfaat olahraga bagi kesehatan. Sayang, walau sudah tahu manfaatnya, banyak orang masih sulit berolahraga secara rutin. Kesibukan bekerja biasanya jadi alasan utama.
Diabetes Mellitus (DM), yang dikenal sebagai penyakit gula atau kencing manis terjadi akibat peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin yang tidak berfungsi baik. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita diabetesnya menduduki urutan keempat terbanyak di dunia. India berada di urutan pertama, disusul oleh China, dan Amerika Serikat.
Bukan rahasia lagi jika penderita diabetes mellitus kini sudah banyak menyerang kawula muda. Hal ini tak lepas dari asupan makan yang tak terkontrol, dan kurangnya aktivitas fisik. Nah, sebagai pencegahan diabetes, gaya hidup sehat sangat penting dilakoni, di antaranya pengaturan pola makan (diet) dan olahraga.
Untuk olahraga, seperti jogging, berenang, bersepeda, dan senam bisa menjadi pilihan. Namun yang harus diingat, tubuh juga perlu istirahat, dan tidak boleh terus dibebani kerja berat. Lantas berapa lama sebaiknya olahraga dilakukan dalam sepekan?
“Kita tidak boleh capek setelah olahraga, tidak boleh lebih dari 45 menit. Lakukan setiap hari kecuali hari minggu,” papar Susana STP MSc PDEng, Head of Division Nutrifood Research Center dalam acara “Nutrisi Seimbang untuk Cegah dan Atasi Diabetes” di Kembang Goela Restoran, Jakarta, belum lama ini.
Mengapa harus melakukan jenis olahraga kardio? “Pembakaran lemak lebih tinggi dengan olahraga yang sifatnya kardio. Fokus pada latihan kardio, lima sampai enam hari dalam seminggu. Bisa diselingi dengan latihan pembentukan otot,” jelas Susana.
Selasa, 25 Mei 2010 - 16:14 wib
Adhini Amaliafitri - Okezone
Inilah Penyebab Hipotiroidisme & Hipotirodisme
HIPOTIROIDISME adalah suatu keadaan di mana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.Penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis
Hashimoto. Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang masih berfungsi. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme.
Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa). Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di negara terbelakang.
Inilah beberapa penyebab Hipotirodisme:
1. Penyakit autoimun. Pada kondisi ini, tubuh menyerang kelenjar tiroid karena menganggapnya sebagai sel asing sehingga pada akhirnya selsel dalam kelenjar tiroid mati dan tidak dapat menghasilkan hormon tiroid. Penyebabnya belum diketahui, tetapi sering diturunkan dalam keluarga dan berkaitan dengan penyakit autoimun lainnya seperti diabetes tipe 1, lupus atau sindrom sjogren.
2. Kehilangan jaringan tiroid. Biasanya terjadi secara sekunder akibat penyinaran (radiasi) atau operasi kelenjar tiroid yang dilakukan sebagai pengobatan hipertiroidisme.
3. Kelainan kogenital yaitu bayi yang lahir tanpa kelenjar tiroid atau kelenjar tiroidnya tidak berfungsi normal. Konsumsi obat-obatan, contohnya lithium yang sering digunakan untuk terapi gangguan mood.
Sementara hipertiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan, sehingga menghasilkan sejumlah besar hormon tiroid.
Hipertiroidisme bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau hipertiroidisme sekunder.
Adapun penyebab Hipertiroidisme:
* Penyakit grave, yang merupakan penyakit autoimun. Tubuh menyerang sel-sel kelenjar tiroid tetapi bukannya mematikan sel, yang terjadi adalah muncul antibodi yang justru merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon secara berlebihan. Salah satu ciri khasnya adalah bola mata yang menonjol keluar.
* Adenoma (tumor kelenjar) tiroid toksik, yang terjadi apabila sebagian kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid sendiri tanpa distimulasi oleh thyroid stimulating hormone(TSH). Hal ini biasanya dialami oleh penderita goiter(pembesaran kelenjar tiroid) jangka panjang, terutama lanjut usia.
* Tiroiditis, yakni peradangan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan produksi hormon berlebihan. Peradangan ini dapat berakibat terjadinya hipertiroidisme yang berlangsung selama beberapa minggu.
* Adenoma (tumor kelenjar) hipofisis yang berupa tumor pada kelenjar hipofisis yang menyebabkan produksi TSH berlebihan sehingga stimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid menjadi berlebihan pula.(Koran SI/Koran SI/nsa)
10.31.2009
Gemuk vs Kurus
KEGEMUKAN selalu menjadi momok yang menakutkan bagi kaum hawa. Masalah ini sering kali dipicu oleh pengaturan pola makan dan nutrisi yang tidak seimbang.
Kebalikan dari gemuk, kurus seolah telah menjadi syarat bahwa wanita dapat terlihat menarik apabila memiliki tubuh bak Paris Hilton ataupun Posh Spice. Padahal, sebuah penelitian di Inggris yang melibatkan wanita berusia 18 sampai 26 tahun menganggap bahwa wanita bertubuh kurus kering tidak terlihat menarik sama sekali. Di mata mereka, wanita dengan bobot normal ataupun ideal tampak lebih menarik.
Terlalu kurus, ataupun terlalu gemuk juga dianggap kurang menarik. Pasalnya, wanita bertubuh gemuk sudah menyandang "cap" memiliki riwayat kesehatan yang buruk. Persepsi ini didapatkan bukan sekadar tanpa bukti.
"Para siswa yang bertubuh obesitas (kegemukan) lebih sering terserang batuk dan pilek. Mereka lebih sering mengonsumsi antibiotik dan memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan dengan siswa dengan bobot tubuh normal," jelas kepala penelitian Vinet Coetzee, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (29/10/09)
Konon, obesitas dihubungkan dengan beragam penyakit, seperti diabetes, serangan jantung, radang sendi, beberapa jenis kanker, dan masalah kesuburan.
Lain lagi dengan masalah yang ditemukan ketika tubuh terlampau kurus. Wanita bertubuh kurus kering memiliki risiko kecil dengan masalah daya tahan tubuh, vitalitas, kesehatan mental, dan masalah kesuburan.(tty)(okezone)